Kamis, 25 April 2013

Tulisan 3


Coping stress

1.    Pengertian dan jenis-jenis koping
Coping yaitu bagaimana seseorang berupaya mengatasi masalah atau menangani emosi yang umumnya negatif yang ditimbulkannya. Efek stres dapat bervariasi tergantung pada bagaimana individu menghadapi situasi tersebut.

Jenis-jenis koping menurut lazarus :
Tindakan langsung (direct Action): Koping jenis ini adalah setiap usaha tingkah laku yang dijalankan ole individu untuk mengatasi kesakitan atau luka, ancaman atau tantangan dengan cara mengubah hubungan hubunngan yang bermasalah dengan lingkungan. Individu menjalankan koping jenis direct action atau tindakan langsung bila dia melakukan perubahan posisi terhadap masalah yang dialami.

Ada 4 macam koping jenis tindakan langsung :

a. Mempersiapkan diri untuk menghadapi luka
Individu melakukan langkah aktif dan antisipatif (bereaksi) untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya dengan cara menempatkan diri secara langsung pada keadaan yang mengancam dan melakukan aksi yang sesuai dengan bahaya tersebut. Misalnya, dalam rangka menghadapi ujian, Tono lalu mempersiapkan diri dengan mulai belajar sedikit demi sedikit tiap-tiap mata kuliah yang diambilnya, sebulan sebelum ujian dimulai. Ini dia lakukan supaya prestasinya baik disbanding dengan semester sebelumnya, karena dia hanya mempersiapkan diri menjelang ujian saja. Contoh dari koping jenis ini lainnya adalah imunisasi. Imunisasi merupakan tindakan yang dilakukan oleh orang tua supaya anak mereka menjadi lebih kebal terhadap kemungkinan mengalami penyakit tertentu.

 b. Agresi 
Agresi adalah tindakan yang dilakukan oleh individu dengan menyerang agen yang dinilai mengancam atau akan melukai. Agresi dilakukan bila individu merasa atau menilai dirinya lebih kuat atau berkuasa terhadap agen yang mengancam tersebut. Misalnya, tindakan penggusuran yang dilakuakan oleh pemerintah Jakarta terhadap penduduk yang berada dipemukiman kumuh. Tindakan tersebut bias dilakukan karena pemerintah memilki kekuasaan yang lebih besar disbanding dengan penduduk setempat yang digusur.
Agresi juga sering dikatakan sebagai kemarahan yang meluap-luap, dan orang yang melalakukan serangan secara kasar, dengan jalan yang tidak wajar. Karena orang selalu gagal dalam usahanya, reaksinya sangat primitive, berupa kemarahan dan luapan emosi kemarahan dan luapan emosi kemarahan yang meledak-meledak. Kadang-kadang disertai prilaku kegilaan, tindak sadis, dan usaha membunuh orang.
 Agresi ialah seseperti reaksi terhadap frustasi, berupa seranngan, tingkah laku bermusuhan terhadap orang atau benda.
Kemarahan-kemarahan semacam ini pasti menggangu frustasi intelegensi, sehingga harga diri orang yang bersangkutan jadi merosot disebabkan oleh tingkah lakunya yang agresif berlebih-lebihan tadi. Seperti tingkah laku yang suka mentolerir orang lain, berlaku sewenang-wenang dan sadis terhadap pihak-pihak yang lemah, dan lain-lain.

c. Penghindaran (Avoidance)
Tindakan ini terjadi bila agen yang mengancam dinilai lebih berkuasa dan berbahaya sehingga individu memilih cara menghindari atau melarikan diri dari situasi yang mengancam. Misalnya, penduduk yang melarikan diri dari rumah-rumah mereka karena takut akan menjadi korban pada daerah-daerah konflik seperti aceh. 

d. Apati 
Jenis koping ini merupakan pola orang yang putus asa. Apati dilakukan dengan cara individu yang bersangkutan tidak bergerak dan menerima begitu saja agen yang melukai dan tidak ada usaha apa-apa untuk melawan ataupun melarikan diri dari situasi yang mengancam tersebut. Misalnya, pada kerusuhan Mei. Orang-orang Cina yang menjadi korban umumnya tutup mulut, tidak melawan dan berlaku pasrah terhadap kejadian biadab yang menimpa mereka. Pola apati terjadi bila tindakan baik tindakan mempersiapkan diri menghadapi luka, agresi maupun advoidance sudah tidak memungkinkan lagi dan situasinya terjadi berulang-ulang. Dalam kasus diatas, orang-orang cina sering kali dan berulangkali menjadi korban ketika terjadi kerusuhan sehingga menimbilkan reaksi apati dikalangan mereka.

Peredaan atau peringatan (palliation) Jenis koping ini mengacu pada mengurangi, menghilangkan dan menoleransi tekana n-tekanan ketubuhan atau fisik, motorik atau gambaran afeksi dan tekanan emosi yang dibangkitkan oleh lingkungan yang bermasalah. Atau bisa diartikan bahwa bila individu menggunakan koping jenis ini, posisinya dengan masalah relatif tidak berubah, yang berubah adalah diri individu, yaitu dengan cara merubah persepsi atau reaksi emosinya.

Ada 2 jenis koping peredaan atau palliation:

a.       Diarahkan pada gejala (Symptom Directid Modes)
Macam koping ini digunakan bila gangguan muncul dari diri individu, kemudian individu melakukan tindakan dengan cara mengurangi gangguan yang berhubungan dengan emosi-emosi yang disebabkan oleh tekanan atau ancaman tersebut. Penggunaan obat-obatan terlarang, narkotika, merokok, alcohol merupakan bentuk koping dengan cara diarahkan pada gejala. Namun tidak selamanya cara ini bersifat negative. Melakukan relaksasi, meditasi atau berdoa untuk mengatasi ketegangan juga tergolong kedalam symptom directed modes tetapt bersifat positif.

b.      Cara intra psikis
Koping jenis peredaan dengan cara intrapsikis adalah cara-cara yang menggunakan perlengkapan-perlengkapan psikologis kita, yang biasa dikenal dengan istilah Defense Mechanism (mekanisme pertahanan diri).
Disebut sebagai defence mechanism atau mekanisme pembelaan diri, karena individu yang bersangkutan selalu mencoba mengelak dan membela diri dari kelemahan atau kekerdilan sendiri dan mencoba mempertahankan harga dirinya: yaitu dengan jalan mengemukakan bermacam-macam dalih atau alasan

2.    Jenis-jenis koping yang konstruktif atau positif
·        
·         Berdasarkan jenis koping menurut Lazarus dan Folkman, saya menyimpulkan bahwa :
·         Koping konstruktif meliputi :
·         ü  Escape
·         Konstruktif karena korban stres berusaha menghilangkan stresnya dengan beralih pada hal negatif seperti minuman keras, rokok, narkoba, dll.
·         ü  Acceptance.
·         Suatu kondisi dimana si korban menerima saja keadaan stresnya itu dan tidak melakukan upaya sama sekali untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi gejala stresnya tersebut. Bila dibiarkan akan mengganggu kesehatan fisiknya secara tidak langsung.
·         ü  Denial (avoidance)
·         Dimana si korban mengikari masalah yang ada pada dirinya. Hal ini pun tidak baik karena dia hanya memendam masalah yang dimilikinya sehingga sewaktu – waktu stresnya tersebut bisa muncul lagi. Strategi ini bersifat sementara tidak permanen.
·         ü  Avoidant coping
·         Menurut saya strategi ini juga negatif, karena si korban berusaha menarik dirinya dari kondisi yang membuatnya stres. Seharusnya si korban membuat suatu penyelesaian masalah bukan menarik dirinya, bila pada suatu saat dia harus berhadapan lagi dengan kondisi yang ia hindari maka stres akan menerpa dirinya lagi.
·          
·         Sementara koping yang positif adalah :
·         ü  problem-solving focused coping
·         ü  Distancing
·         ü  Planful Problem Solving,
·         ü  Positive Reapraisal
·         ü  Self Control
·         ü  Emotion-Focused Coping
·         ü  Self Control
·         ü  Seeking Social Support (For Emotional Reason)
·         ü  Positive Reinterpretation
·         ü  Active coping
·         Jenis – jenis diatas saya sebut positif karena korban stres selalu berusaha mencari jalan yang positif bagi dirinya agar stres tersebut dapat berkurang atau bahkan hilang seperti misalnya dengan berpikir positif terhadap stres yang dihadapinya dan selalu mengambil hikmah dari berbagai persoalan. 

Sumber :
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dyasdindan-5184-3-bab2.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar