Coping stress
1.
Pengertian dan jenis-jenis koping
Coping
yaitu bagaimana seseorang berupaya mengatasi masalah atau menangani emosi yang
umumnya negatif yang ditimbulkannya. Efek stres dapat bervariasi tergantung
pada bagaimana individu menghadapi situasi tersebut.
Jenis-jenis
koping menurut lazarus :
Tindakan langsung (direct Action): Koping jenis ini
adalah setiap usaha tingkah laku yang dijalankan ole individu untuk mengatasi
kesakitan atau luka, ancaman atau tantangan dengan cara mengubah hubungan
hubunngan yang bermasalah dengan lingkungan. Individu menjalankan koping jenis
direct action atau tindakan langsung bila dia melakukan perubahan posisi
terhadap masalah yang dialami.
Ada 4 macam koping jenis tindakan langsung :
a. Mempersiapkan diri untuk menghadapi luka
Individu melakukan langkah aktif dan antisipatif
(bereaksi) untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya dengan cara menempatkan
diri secara langsung pada keadaan yang mengancam dan melakukan aksi yang sesuai
dengan bahaya tersebut. Misalnya, dalam rangka menghadapi ujian, Tono lalu
mempersiapkan diri dengan mulai belajar sedikit demi sedikit tiap-tiap mata
kuliah yang diambilnya, sebulan sebelum ujian dimulai. Ini dia lakukan supaya
prestasinya baik disbanding dengan semester sebelumnya, karena dia hanya
mempersiapkan diri menjelang ujian saja. Contoh dari koping jenis ini lainnya
adalah imunisasi. Imunisasi merupakan tindakan yang dilakukan oleh orang tua
supaya anak mereka menjadi lebih kebal terhadap kemungkinan mengalami penyakit
tertentu.
b. Agresi
Agresi adalah tindakan yang dilakukan oleh individu
dengan menyerang agen yang dinilai mengancam atau akan melukai. Agresi
dilakukan bila individu merasa atau menilai dirinya lebih kuat atau berkuasa
terhadap agen yang mengancam tersebut. Misalnya, tindakan penggusuran yang
dilakuakan oleh pemerintah Jakarta terhadap penduduk yang berada dipemukiman
kumuh. Tindakan tersebut bias dilakukan karena pemerintah memilki kekuasaan
yang lebih besar disbanding dengan penduduk setempat yang digusur.
Agresi juga sering dikatakan sebagai kemarahan yang meluap-luap, dan orang yang melalakukan serangan secara kasar, dengan jalan yang tidak wajar. Karena orang selalu gagal dalam usahanya, reaksinya sangat primitive, berupa kemarahan dan luapan emosi kemarahan dan luapan emosi kemarahan yang meledak-meledak. Kadang-kadang disertai prilaku kegilaan, tindak sadis, dan usaha membunuh orang.
Agresi juga sering dikatakan sebagai kemarahan yang meluap-luap, dan orang yang melalakukan serangan secara kasar, dengan jalan yang tidak wajar. Karena orang selalu gagal dalam usahanya, reaksinya sangat primitive, berupa kemarahan dan luapan emosi kemarahan dan luapan emosi kemarahan yang meledak-meledak. Kadang-kadang disertai prilaku kegilaan, tindak sadis, dan usaha membunuh orang.
Agresi ialah seseperti reaksi terhadap frustasi,
berupa seranngan, tingkah laku bermusuhan terhadap orang atau benda.
Kemarahan-kemarahan semacam ini pasti menggangu
frustasi intelegensi, sehingga harga diri orang yang bersangkutan jadi merosot
disebabkan oleh tingkah lakunya yang agresif berlebih-lebihan tadi. Seperti
tingkah laku yang suka mentolerir orang lain, berlaku sewenang-wenang dan sadis
terhadap pihak-pihak yang lemah, dan lain-lain.
c. Penghindaran (Avoidance)
Tindakan ini terjadi bila agen yang mengancam dinilai
lebih berkuasa dan berbahaya sehingga individu memilih cara menghindari atau
melarikan diri dari situasi yang mengancam. Misalnya, penduduk yang melarikan
diri dari rumah-rumah mereka karena takut akan menjadi korban pada
daerah-daerah konflik seperti aceh.
d. Apati
Jenis koping ini merupakan pola orang yang putus asa.
Apati dilakukan dengan cara individu yang bersangkutan tidak bergerak dan
menerima begitu saja agen yang melukai dan tidak ada usaha apa-apa untuk
melawan ataupun melarikan diri dari situasi yang mengancam tersebut. Misalnya,
pada kerusuhan Mei. Orang-orang Cina yang menjadi korban umumnya tutup mulut,
tidak melawan dan berlaku pasrah terhadap kejadian biadab yang menimpa mereka.
Pola apati terjadi bila tindakan baik tindakan mempersiapkan diri menghadapi
luka, agresi maupun advoidance sudah tidak memungkinkan lagi dan situasinya
terjadi berulang-ulang. Dalam kasus diatas, orang-orang cina sering kali dan
berulangkali menjadi korban ketika terjadi kerusuhan sehingga menimbilkan
reaksi apati dikalangan mereka.
Peredaan atau peringatan (palliation) Jenis koping ini
mengacu pada mengurangi, menghilangkan dan menoleransi tekana n-tekanan
ketubuhan atau fisik, motorik atau gambaran afeksi dan tekanan emosi yang
dibangkitkan oleh lingkungan yang bermasalah. Atau bisa diartikan bahwa bila
individu menggunakan koping jenis ini, posisinya dengan masalah relatif tidak
berubah, yang berubah adalah diri individu, yaitu dengan cara merubah persepsi
atau reaksi emosinya.
Ada 2 jenis koping peredaan atau palliation:
a.
Diarahkan pada gejala
(Symptom Directid Modes)
Macam koping ini digunakan bila gangguan muncul dari
diri individu, kemudian individu melakukan tindakan dengan cara mengurangi
gangguan yang berhubungan dengan emosi-emosi yang disebabkan oleh tekanan atau
ancaman tersebut. Penggunaan obat-obatan terlarang, narkotika, merokok, alcohol
merupakan bentuk koping dengan cara diarahkan pada gejala. Namun tidak selamanya
cara ini bersifat negative. Melakukan relaksasi, meditasi atau berdoa untuk
mengatasi ketegangan juga tergolong kedalam symptom directed modes tetapt
bersifat positif.
b.
Cara intra psikis
Koping jenis peredaan dengan cara intrapsikis adalah
cara-cara yang menggunakan perlengkapan-perlengkapan psikologis kita, yang
biasa dikenal dengan istilah Defense Mechanism (mekanisme pertahanan diri).
Disebut sebagai defence mechanism atau mekanisme
pembelaan diri, karena individu yang bersangkutan selalu mencoba mengelak dan
membela diri dari kelemahan atau kekerdilan sendiri dan mencoba mempertahankan
harga dirinya: yaitu dengan jalan mengemukakan bermacam-macam dalih atau alasan
2. Jenis-jenis
koping yang konstruktif atau positif
·
·
Berdasarkan jenis koping menurut Lazarus dan Folkman, saya menyimpulkan
bahwa :
·
Koping konstruktif meliputi :
·
ü Escape
·
Konstruktif karena korban stres berusaha menghilangkan stresnya dengan
beralih pada hal negatif seperti minuman keras, rokok, narkoba, dll.
·
ü Acceptance.
·
Suatu kondisi dimana si korban menerima saja keadaan stresnya itu dan tidak
melakukan upaya sama sekali untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi
gejala stresnya tersebut. Bila dibiarkan akan mengganggu kesehatan fisiknya
secara tidak langsung.
·
ü Denial (avoidance)
·
Dimana si korban mengikari masalah yang ada pada dirinya. Hal ini pun tidak
baik karena dia hanya memendam masalah yang dimilikinya sehingga sewaktu –
waktu stresnya tersebut bisa muncul lagi. Strategi ini bersifat sementara tidak
permanen.
·
ü Avoidant coping
·
Menurut saya strategi ini juga negatif, karena si korban berusaha menarik
dirinya dari kondisi yang membuatnya stres. Seharusnya si korban membuat suatu
penyelesaian masalah bukan menarik dirinya, bila pada suatu saat dia harus
berhadapan lagi dengan kondisi yang ia hindari maka stres akan menerpa dirinya
lagi.
·
·
Sementara koping yang positif adalah :
·
ü problem-solving focused coping
·
ü Distancing
·
ü Planful Problem Solving,
·
ü Positive Reapraisal
·
ü Self Control
·
ü Emotion-Focused Coping
·
ü Self Control
·
ü Seeking Social Support (For Emotional Reason)
·
ü Positive Reinterpretation
·
ü Active coping
·
Jenis – jenis diatas saya sebut positif karena korban stres selalu berusaha
mencari jalan yang positif bagi dirinya agar stres tersebut dapat berkurang
atau bahkan hilang seperti misalnya dengan berpikir positif terhadap stres yang
dihadapinya dan selalu mengambil hikmah dari berbagai persoalan.
Sumber :
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dyasdindan-5184-3-bab2.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar