“TIPS MEMILIH
PASANGAN HIDUP”
Menikah mengandung
tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, memilih pasangan hidup juga
merupakan hal yang harus benar-benar diperhatikan. Rasulullah SAW telah
memberikan teladan dan petunjuk tentang cara memilih pasangan hidup yang tepat
dan islami. Insya Allah tips-tips berikut ini akan dapat bermanfaat.
A. Beberapa kriteria memilih calon istri
1. Beragama islam (muslimah). Ini adalah syarat yang utama dan pertama.
2. Memiliki akhlak yang baik. Wanita yang berakhlak baik insya Allah akan mampu
menjadi ibu dan istri yang baik.
3. Memiliki dasar pendidikan Islam yang baik. Wanita yang memiliki dasar pendidikan Islam yang
baik akan selalu berusaha untuk menjadi wanita sholihah yang akan selalu dijaga
oleh Allah SWT. Wanita sholihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia.
4. Memiliki sifat penyayang. Wanita yang penuh rasa cinta akan memiliki banyak
sifat kebaikan.
5. Sehat secara fisik. Wanita yang sehat akan mampu memikul beban rumah tangga dan menjalankan
kewajiban sebagai istri dan ibu yang baik.
6. Dianjurkan memiliki kemampuan melahirkan anak. Anak adalah generasi penerus yang penting bagi masa
depan umat. Oleh karena itulah, Rasulullah SAW menganjurkan agar memilih wanita
yang mampu melahirkan banyak anak.
7. Sebaiknya memilih calon istri yang masih gadis terutama bagi pemuda yang belum pernah menikah.
Hal ini dimaksudkan untuk memelihara keluarga yang baru terbentuk dari
permasalahan lain.
B. Beberapa kriteria memilih calon suami
1. Beragama Islam (muslim). Suami adalah pembimbing istri dan keluarga untuk
dapat selamat di dunia dan akhirat, sehingga syarat ini mutlak diharuskan.
2. Memiliki akhlak yang baik. Laki-laki yang berakhlak baik akan mampu membimbing
keluarganya ke jalan yang diridhoi Allah SWT.
3. Sholih dan taat beribadah. Seorang suami adalah teladan dalam keluarga, sehingga
tindak tanduknya akan ‘menular’ pada istri dan anak-anaknya.
4. Memiliki ilmu agama Islam yang baik. Seorang suami yang memiliki ilmu Islam yang baik
akan menyadari tanggung jawabnya pada keluarga, mengetahui cara memperlakukan
istri, mendidik anak, menegakkan kemuliaan, dan menjamin kebutuhan-kebutuhan
rumah tangga secara halal dan baik.
Sebagai catatan tambahan, dianjurkan memilih calon pasangan hidup
yang jauh dari silsilah kekerabatan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
keturunan dari penyakit-penyakit menular atau cacat bawaan kekerabatannya.
Selain itu juga dapat memperluas pertalian kekeluargaan dan ukhuwah islamiyah.
Semoga kita semua dibimbing oleh Allah SWT dalam
berikhtiar mendapatkan pasangan hidup yang terbaik dan diridhoi-Nya serta dapat
ikut serta menemani kita ke surga dunia dan akhirat. Amin.
Tanggapan : menurut saya artikel ini sangat baik
karena agar kita tau bagaimana cara memilih pasangan yang benar juga menambah
ilmu pengetahuan, bermanfaat bagi orang lain
Sumber :
B. SELUK BELUK HUBUNGAN DALAM PERKAWINAN
Pada umumnya salah satu tanda kegagalan
suami-istri dalam mencapai kebahagiaan perkawinan adalah perceraian. Perceraian
adalah akumulasi dari kekecewaan yang berkepanjangan yang disimpan dalam alam
bawah sadar individu. Adanya batas toleransi pada akhirnya menjadikan
kekecewaan tersebut muncul kepermukaan, sehingga keinginan untuk bercerai
begitu mudah.
Masalah diseputar perkawinan atau kehidupan berkeluarga antara lain:
Kesulitan
ekonomi keluarga yang kurang tercukupi.
Perbedaan watak.
Temperamen dan
perbedaan kepribadian yang sangat tajam antara suami dan istri.
Ketidakpuasan dalam hubungan
seks.
Kejenuhan rutinitas.
Hubungan
antara keluarga besar yang kurang baik.
Adanya
istilah WIL (wanita idaman lain) atau PIL (pria idaman lain).
Masalah harta
warisan.
Menurunnya
perhatian kedua belah pihak.
Domonasi dan
intervensi orang tua atau mertua.
Kesalahpahaman
antara kedua belah pihak.
Dari salah satu
masalah diatas yaitu kesalahpahaman yang menyebabkan pasangan menjadi
tersinggung, sehingga terkadang memicu adanya perceraian, merupakan masalah
yang sering terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Karena kesalahpahaman itulah
yang terkadang pasangan enggan untuk membuka komunikasi dengan pasangannya yang
kemudian menimbulkan misskomunikasi. Tanpa mereka sadari dengan keadaan seperti
itu malah akan membuat mereka sulit dalam menghadapi problem apapun. Komunikasi
yang intern dan baik akan melahirkan saling keterbukaan dan suasana keluarga
yang nyaman.
Allah juga memerintahkan kepada suami-istri untuk selalu berbuat baik. Suami dan istri sering beranggapan bahwa masalah yang timbul akan selesai dengan sendirinya, asalkan bersabar dan menyediakan waktu yang panjang. Namun kenyataannya masalah yang didiamkan bukan membaik, malah memburuk seiring berjalannya waktu yang lama. Kejengkelan makin menumpuk dan penyelesaian makin jauh di mata, kareana masalah menjadi seperti benang kusut dan tidak tahu lagi harus memulainya dari mana. Tabungan cinta cenderung menyusut seiring dengan berkecamuknya masalah dengan berkurangnya cinta dan kasih sayang, berkurang pulalah semangat untuk menyelesaikan masalah. Pada akhirnya ketidakpedulian menggantikan cinta dan makin menyesuaikan diri dalam kehidupan yang tidak sehat ini. Dengan kata lain antara suami dan istri sudah menemukan cara yang efektif untuk menyelesaikannya tapi tidak dilakukan sehingga dapat menimbulkan perceraian.
Tanggapan
: ternyata banyak sekali seluk beluk dalam perkawinan jika tidak bisa memilih
pasangan yang benar mungkin bisa akan terjadi hubungan yang tidak baik dan
terkadang menimbulkan perceraian. Artikel ini cukup menarik.
Sumber :
C.
PENYESUAIAN DAN PERTUMBUHAN DALAM
PERKAWINAN
“Penyesuaian dalam
Pernikahan”
“Banyak pasangan yang
akhirnya berpisah karena merasa sudah saling tidak cocok lagi. Ketidakcocokan
yang dirasakan membuat pertengkaran sering terjadi di antara mereka.
Ketika ditanyakan apa persoalannya, mereka menjawab hanya masalah sepele saja.
Lantas pertanyaannya, mengapa hanya karena masalah sepele saja bisa membuat
pertengkaran dan akhirnya menjadi perpisahan dalam pernikahan?
Umumnya banyak pasangan
yang kurang menyadari pentingnya penyesuaian dalam pernikahan. Sebagian
berpikir bahwa penyesuaian dengan pasangan toh sudah dilakukan saat masa
pacaran sebelum menikah; ada pula yang beranggapan bahwa penyesuaian hanya
perlu dilakukan di masa-masa awal pernikahan saja. Akibat dari persepsi
tersebut, mereka tidak siap ketika menghadapi perubahan ataupun perbedaan pada
diri pasangannya. Hal tersebut akhirnya bisa memunculkan pikiran negatif
terhadap pasangan yang seringkali bila tidak dikonfirmasi akan menimbulkan
kesenjangan diantara suami istri.
Penyesuaian dalam
pernikahan pada dasarnya adalah hal yang berjalan sepanjang waktu, sepanjang
pernikahan itu bahkan hingga salah satu dari pasangan meninggal dunia
penyesuain tetap menjadi kebutuhan dan keharusan. Di awal perkenalan sebelum
menikah, keduanya masih saling berkenalan luarnya saja, hanya mengenal
kepribadian calon pasangannya secara umum saja. Tentu itu tidak cukup. Oleh
karenanya, di awal pernikahan pun pasangan masih perlu penyesuaian dan
pengenalan yang lebih mendalam lagi antara satu sama lain, begitu seterusnya,
penyesuaian pun perlu terus dilakukan dalam pernikahan ketika istri hamil,
anak pertama lahir, dst.
Penyesuaian dengan
pasangan juga butuh kesabaran dan kemauan untuk saling menerima kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Tidak semua kebiasaan dan sifat-sifat pasangan akan
sejalan dan sesuai dengan diri. Oleh karenanya perlu memahami tentang kebiasaan
pasangan, sifat dan karakternya, hal-hal yang ia sukai dan ia tidak sukai, dsb.
Perbedaan diantara pasangan suami istri adalah suatu hal yang wajar, dan karena
perbedaan itulah Allah mempertemukan dan menyatukannya agar satu sama lain bisa
saling melengkapi. Ya, agar bisa saling melengkapi bukan untuk saling
menyalahkan. Suami dengan kelebihannya mampu membimbing dan menutupi kekurangan
istri, begitu sebaliknya istri mampu pula dengan kelebihannya menutupi
kekurangan yang ada pada diri suami. Dengan adanya saling pengertian satu
sama lainnya ini, maka keharmonisan dalam rumah tangga akan selalu menghiasi.
Perbedaan bukanlah
sesuatu yang harus disamakan ataupun dimusnahkan. Perbedaan adalah warna yang
bisa menghiasi dan menceriakan segalanya. Bila kita mampu menikmati,
menerima dan mensyukuri setiap perbedaan yang ada, maka semua akan terasa
lebih indah, bahkan terkadang bisa menjadi buah canda diantara pasangan.
Sebaliknya bila perbedaan selalu dijadikan ancaman maka tak dapat dipungkiri
pertengkaran dan ketidakcocokan akan selalu hadir.
Kebahagiaan dalam
pernikahan kuncinya terletak di hati, dan berada pada diri masing-masing
pasangan. Bila hati keduanya selalu menyatu untuk membahagiakan rumah
tangganya, maka keduanya juga akan saling merasakannya. Karena hati itu
bergetar. Maka ketika dua hati menyatu dan seirama, ia
akan saling beresonansi, dan saling menggetarkan satu sama lainnya. Bila
getaran yang disampaikan adalah getaran hati yang bahagia maka juga akan dirasakan
oleh yang lainnya, namun bila getaran yang disampaikan sedih, kecewa dan buruk
sangka maka getaran yang disampaikan juga akan terasa negatif. Sehingga tak
heran, bila kita terkadang mampu merasakan apa yang dirasakan oleh pasangan
kita bila kita benar-benar menghidupkan hati.”
Tanggapan : Dalam
artikel diatas disebutkan bahwa “Penyesuaian dalam pernikahan pada dasarnya
adalah hal yang berjalan sepanjang waktu, sepanjang pernikahan”.Karena
menyatukan dua orang yang berbeda untuk bersatu dalam menjalani kehidupan
kedepannya,butuh suatu penyesuaian dan pertumbuhan didalam perkawinan.
sumber :
D. PERCERAIAN DAN PERNIKAHAN KEMBALI
“Perceraian dan Keluarga yang Terancam
Bahaya”
Maraknya pemberitaan tentang
perceraian terlebih yang terjadi atas keluarga kaum selebritis menjadi sebuah
hentakan pada ekspektasi sosial kita akan suatu kehidupan keluarga yang harmonis,
bahagia dan sejahtera. Kekecewaan sosial tersebut menyisakan pertanyaan, apakah
sudah sedemikian rapuhnya bangunan keluarga dewasa ini, sehingga tidak ada
pilihan lain kecuali harus menyatakan perceraian?
Perceraian melemahkan harapan
konservatif akan sebuah perkawinan yang langgeng (hanya maut yang memisahkan)
dan membawa akibat negatif karena keluarga memiliki ikatan emosional yang
paling erat, intim dan mendalam di antara para anggotanya.
Peran Keluarga
Keluarga melaksanakan peran yang
eksklusif. Pertama dan terutama, dengan membentuk keluarga pasangan yang
melangsungkan perkawinan menyatakan komitmen dalam sebuah ikatan
lahir-batin mencapai kebahagiaan.
Peran biologis yakni melahirkan
anak dan mengembangkan keturunan demi mempertahankan kelangsungan hidup. Jika
peran melahirkan tidak dapat dilaksanakan maka tidak menutup kemungkinan untuk
pengangkatan atau pengadopsian anak karena keluarga bukan saja mereka yang
terhubung secara pertalian darah tetapi juga secara pengangkatan atau
pengadopsian.
Peran afeksi yakni membangun
hubungan yang harmonis dan intim antara anggota keluarga baik itu hubungan
suami-isteri maupun hubungan orang tua – anak. Peran ini amat penting untuk
pembentukan karakter dan kepribadian anak.
Peran ekonomis, sosialisasi dan edukasi yaitu
pemenuhan kebutuhan fisik-ekonomis dan pengenalan serta penanaman
nilai-nilai luhur, kebajikan sebagai bekal bagi anak.
Peran perlindungan yaitu orang
tua sebagai pelindung anak dan anak-anak merupakan perlindungan orang tua di
masa lanjut usia.
Oleh karena peran keluarga yang
eksklusif maka perceraian adalah momok sosial yang perlu ditekan.
Perceraian berhubungan dengan
penyesuaian keluarga terhadap perubahan dalam siklus hidup keluarga yang
biasanya dihitung mulai dari saat pertama pasangan itu menikah sampai salah
satu darinya meninggal dunia.Dengan begitu, keluarga berada dalam suatu
dinamika yang terus berkembang sehingga perubahan terkadang mempengaruhi
kelangsungan hidup keluarga bahkan menciptakan krisis. Kemampuan adaptiflah
yang mendeterminasi kepuasan dan kekecewaan keluarga.
Kekecewaan biasanya muncul dalam
keluhan antar pasangan yang menikah. Berdasarkan studi Terman tahun 1983 yang
melibatkan 792 pasangan diketahui bahwa hal yang paling dikeluhkan isteri
terhadap suami adalah egois, gagal dalam kerja, tidak jujur, banyak mengeluh,
kurang menyayangi, ketidakterbukaan, menang sendiri, tidak perhatian pada anak,
tidak betah di rumah. Sebaliknya hal-hal yang paling dikeluhkan suami terhadap
isteri yakni banyak mengomel, kurang menyayangi, egois, terlalu banyak
intervensi urusan/kesenangan suami, ceroboh/teledor, lekas/mudah marah, angkuh
dan tidak jujur. (RB Soemanto:2009).
Relasi seksual dan perceraian
Marc Iver dan Page menyebut bahwa
salah satu fungsi pokok keluarga di jaman modern selain prokreasi untuk
melahirkan dan membesarkan anak tetapi juga kepuasan hubungan seksual suami
isteri . Pada zone peranan afeksi keluarga, krisis relasi seksual mudah
meletup.Dan ini didukung individualisasi yakni sejumlah gejala di mana
masyarakat yang tidak lagi mau tergantung pada pada tradisi sosial, adat
istiadat dalam pembentukan identitas diri dan seksualitas mereka tetapi
lebih mendasarkannya pada pilihan dan keputusan pribadi. Individualisasi
melihat bahwa perkawinan tidak lagi memegang hak istimewa dalam hubungan
seksual karena hubungan seksual bisa saja dilakukan di luar atau di dalam
perkawinan.
Tidak diharapkan bahwa konflik dan
krisis yang dialami oleh keluarga harus bersolusi perceraian karena perceraian
memecahkan masalah sekaligus menyebabkan masalah berikutnya. Perceraian
adalah gambaran institusi keluarga yang terancam bahaya oleh karena baik
pasangan menikah yang tidak mempunyai anak dan apa lagi pasangan yang mempunyai
anak, perceraian melahirkan akibat-akibat destruktif terlebih bagi
anak-anak. Menurut Paul Amato dan Alan Booth, terlalu tinggi harga yang
dibayar masyarakat kita yang memilih hidup berpisah dan bercerai.
Perceraian mungkin penyelesaian yang tepat bagi orang dewasa, tapi tidak untuk
anak-anak, karena anak-anaklah yang menderita dampak destruktif dan
menyakitkan dari perceraian itu dalam jangka panjang serta menimbulkan
kekaburan persepsi anak terhadap diri, seksualitas, dan hubungan-hubungan
intim.
Orang tua dalam keluarga konflik
tinggi sebenarnya demi anak-anak mereka, berusaha untuk tetap bersama dan
melakukan beberapa pengorbanan demi memenuhi tanggung jawab sebagai orang tua.
Tanggapan :
Esensi dalam pernikahan adalah
menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang. Untuk itu kesamaan
pandangan dalam kehidupan lebih penting untuk diusahakan bersama. Namun,ketika
ada satu atau lain hal yang mengarahkan pada terjadinya perceraian,banyak
sekali dampak yang dimunculkan kususnya bagi keluarga. Banyak dari mereka yang
telah bercerai karena dari berbagai hal dan memutuskan untuk menikah kembali.
Sumber :
http://sosbud.kompasiana.com/2013/05/30/perceraian-dan-keluarga-yang-terancam-bahaya-564448.h
E. SINGLE LIFE
“Alasan Mengapa Seseorang Tetap
Single Dalam Hidupnya”
"Sebenarnya ada 2 alasan utama
mengapa seseorang tetap single dalam hidupnya: karena pilihan sendiri atau
karena kesalahan-kesalahan yang disadari maupun yang tidak. Alasan pertama
tentu tidak ada masalah sama sekali karena kamu berkomitmen untuk tidak
memiliki pasangan (entah karena tidak mau terburu-buru atau memang memilih
untuk single selamanya) dan tidak mempermasalahkan itu.
Namun, jika kamu sangat berharap
namun tidak pernah mendapatkannya dan itu membuatmu depresi, mungkin saja kamu
harus merefleksikan dirimu. Berikut ini adalah 10 alasan mengapa seseorang
tetap single dalam hidupnya:
Mengutamakan karir
Kita semua setuju bahwa karir
merupakan salah satu hal terpenting dalam hidup. Sah-sah saja mengejar karir
yang baik untuk masa depan. Tapi kamu harus ingat bahwa hidup bukan semata-mata
mengejar karir yang lebih baik.
Jika kamu bermimpi memiliki sebuah
keluarga yang bahagia tentu kamu harus menyediakan waktu untuk mencari pasangan
hidup. Meskipun kamu bekerja di lingkungan yang membuatmu banyak berinteraksi
dengan orang lain, tetapi jika kamu tidak pernah membuka mata dan hati maka itu
akan menghalangi kamu untuk mendapatkan orang yang kamu cintai dan mencintai
kamu.
Pengalaman masa lalu yang pahit
Trauma masa lalu juga bisa
menghalangi seseorang untuk mendapatkan pasangan hidup. Perasaan takut disakiti
atau takut hubungan kembali gagal menimbulkan efek traumatis yang kadang sulit
disembuhkan. Kuncinya adalah kamu harus terus move on karena kebahagiaanmu
tidak berada dalam orang-orang tertentu, kebahagiaan ada dalam dirimu sendiri.
Hidup di lingkaran sosial yang kecil
Pergaulan yang sempit tentu akan
mengurangi peluangmu mendapatkan pasangan hidup karena kamu hanya bertemu
dengan sedikit orang. Orang yang banyak berinteraksi dengan orang lain dan orang
yang terus menerus di depan komputer tentu memiliki peluang yang jauh berbeda.
Tentu saja ini masuk akal karena komunikasi adalah awal dari sebuah hubungan,
tanpa komunikasi tidak akan terbentuk hubungan yang baik. Perbesarlah lingkaran
sosialmu namun tetap selektif.
Tidak menjaga penampilan
Penampilan yang berantakan, berat
badan yang berlebih, atau bau badan yang tidak sedap tentu tidak menarik
perhatian orang lain. Memang, kita tidak bisa menilai seseorang sepenuhnya dari
penampilan fisiknya saja, tetapi realistislah, kita pasti menilai orang pertama
kali dari apa yang kita lihat, kan?
Meskipun cover buku belum tentu
menunjukkan kualitas isinya, tetapi cover buku yang bagus akan menarik
perhatian dan meningkatkan penjualan. Tampil menarik tidak harus memiliki wajah
cantik. Kebersihan, kerapian, dan kesehatan fisik juga sangat berpengaruh.
Takut untuk memulai
Belum memiliki pengalaman sebelumnya
mungkin cukup menghambat kamu untuk melangkah. Takut salah atau takut ditolak
merupakan hal umum yang terjadi. Memulai sesuatu yang baru tidaklah mudah,
namun jika kamu tidak mencoba, kamu tidak akan pernah tahu apakah ia adalah
jodohmu atau bukan.
Ingin Bebas
Beberapa orang berpikir bahwa
memiliki kekasih membuat mereka tidak bisa bebas melakukan kegiatan-kegiatan
yang mereka inginkan. Keharusan membagi waktu, tenaga, pikiran, atau uang
membuat mereka menganggap itu mengganggu, merepotkan, atau membuat mereka tidak
bisa berkonsentrasi pada pekerjaan.
Untuk beberapa saat, anggapan
seperti ini bisa dibenarkan entah karena tidak ada waktu untuk membina hubungan
atau finansial yang belum mumpuni. Namun dalam jangka waktu yang lama, anggapan
seperti ini akan menghambat kamu untuk mendapatkan pasangan hidup. Pengecualian
jika kamu memang sudah berkomitmen dari awal tidak ingin menikah dan tidak
mempermasalahkan itu.
Childish
Terlalu manja dan tidak bisa
berpikir secara dewasa adalah faktor penghambat yang lain. Hubungan percintaan
khususnya ketika sudah menginjak umur 20an membutuhkan pemikiran yang dewasa
untuk dapat membina hubungan yang serius.
Terlalu Agresif
Terus menerus berdiam diri akan
menghambatmu, begitu juga jika kamu terlalu agresif. Agresivitas yang
berlebihan seringkali membuat orang lain takut terhadap dirimu atau berpikir
kamu terlalu mudah.
Membosankan
Orang yang membosankan umumnya
mengalami kendala dalam berkomunikasi dan aktivitas sehari-harinya yang
datar-datar saja. Tidak ada cara lain selain kamu harus memperbanyak wawasan
dan banyak beraktivitas positif. Akan ada banyak cerita yang bisa kamu
ceritakan pada orang lain.
Hidup di Dunia Virtual
Zaman sekarang games dan internet
sudah sangat berkembang pesat. Banyak sekali teknologi virtual reality yang
dijual di pasaran. Di satu sisi perkembangan teknologi berdampak positif namun
di sisi lain berdampak negatif jika berlebihan digunakan. Dunia virtual reality
seperti online games sering membuat orang-orang terperangkap di dalamnya.
Tidak hanya anak-anak dan remaja,
bahkan orang dewasapun sering terjebak dalam dunia ini. Jika kamu termasuk
orang-orang seperti ini, sadarilah bahwa kamu memiliki hidup yang nyata yang
harus kamu jalani dan kamu hanya punya satu kesempatan, tidak seperti virtual
reality yang akan berakhir ketika kamu mengeklik ”Shut Down” dan bisa dimulai
lagi ketika kamu memencet tombol ”Turn On” di komputermu.
Memang benar jodoh ada di tangan
Tuhan, tetapi kamu juga harus berusaha dan berdoa, bisa merefleksikan dirimu
dan mulai bertanya pada diri sendiri apakah kamu sudah berusaha yang terbaik
namun belum berhasil atau karena kesalahan-kesalahan yang sudah kamu lakukan
yang menghambat kamu mendapatkan jodoh. Itu adalah 10 alasan mengapa kamu masih
single.”
Tanggapan : banyak juga orang
memilih untuk hidup sendiri karena berbagai macam hal seperti artikel diatas. Tetapi
jodoh sudah diatur oleh Allah swt. Tetap terus berdoa buat yang masih sendiri.
Sumber :
thanks for share
BalasHapus