Kesehatan
Mental
Sehat itu berarti suatu kondisi
dimana seluruh bagian dari manusia bekerja sama dengan baik sehingga individu
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya
Periode Pra-Ilmiah
Sejak zaman dulu sikap terhadap ganggiuan kepribadian
atau mental telah muncul dalam konsep primitif animisme, ada kepercayaan bahwa
dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Perubahan sikap
terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Dia dan
pengikutnya mengembangkan pandangan revolusioner dalam pengobatan, yaitu dengan
menggunakan pendekatan naturalisme, suatu aliran yang berpendapat bahwa
gangguan mental atau fisik itu merupakan akibat dari alam.
Dalam pendekatan selanjutnya, pendekatan naturalistik
ini tidak dipergunakan lagi di kalangan orang-orang Kristen. Seorang dokter
Perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filsafat politik dan sosial
untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia telah terpilih menjadi kepala
Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit ini, para pasiennya (yang maniac)
dirantai, diikat ditembok dan di tempat tidur. Para pasien yang telah dirantai
selama 20 tahun atau lebih, dan mereka dipandang sangat berbahaya dibawa
jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Akhirnya, diantara mereka banyak yang
berhasil, mereka tidak menunjukkan lagi kecendrungan untuk melukai atau merusak
dirinya sendiri.
2. Era Ilmiah
Perubahan yang sangat berarti dalam
sikap dan era pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional) dan
tradisional ke sikap dan cara yang rasional (ilmiah), terjadi
pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di
Amerika Serikat, yaitu pada tahun 1783.
Perkembangan psikologi abnormal dan
psikiatri ini memberikan pengaruh kepada lahirnyamental hygiene yang
berkembang menjadi suatu body of knowledge berikut
gerakan-gerakan yang teorganisir. Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi
oleh gagasan, pemikiran dan ispirasi para ahli, dalam hal ini terutama dari dua
tokoh perintis, yaitu Dorothea Lynde dan Clifford Whittingham Beers.kedua orang
ini banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang pencegahan dan gangguan mental
dan pertolongan bagi orang-orang miskin dan lemah.
Beers meyakini bahwa penyakit atau
gangguan mental dapat dicegah atau desembuhkan. Selanjutnya dia merancang suatu
program yang bersifat nasional tujuan (Langgulung, 1986: 23):
1. Mereformasi
program perawatan dan pengobatan terhadap orang-orang pengidap penyakit jiwa.
2. Melakukan
penyebaran informasi kepada masyarakat agar mereka memiliki pemahaman dan sikap
yang positif terhadap para pasien yang mengidap gangguan atau penyakit jiwa.
3. Mendorong
dilakukannya berbagai penelitian tentang kasus-kasus dan pengobatan gangguan
mental.
4. Mengembangkan
praktik-praktik untuk mencegah gangguan mental.
Program Beers ini ternyata mendapat
respon positif dari kalangan masyarakat, terutama kalangan para ahli, seperti
William James dan seorang psikiatris ternama, yaitu Adolf Mayer. Begitu
tertariknya terhadap gagasan Beers, Adolf Mayer. menyarankan untuk menamai
gerakan itu dengan nama “Mental Hygiene”. Dengan demikian yang
mempopulerkan istilah “Mental Hygiene” adalah Mayer.
Secara hukum gerakan kesehatan
mental ini mendapatkan pengukuhannya pada tanggal 3 Juli 1946. Pada tahun 1950
organisasi kesehatan mental terus bertambah, yaitu dengan berdirinya National
Association for Mental Health yang bekerja sama dengan tiga organisasi swadaya
masyarakat lainnya yaitu, National Committee for Mental Hygiene, National
Mental Health Foundation, dan Psychiatric Foundation. Gerakan kesehatan mental
ini terus berkembang, sehingga pada tahun 1975 di Amerika Serikat terdapat
lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental.
Sumber : Rochman, Khalil. 2010. Kesehatan
Mental. Purwokerto: FAJAR MEDIA FRESS
Pendekatan Kesehatan Mental
Menurut Saparinah Sadli, mengemukakan tiga orientasi
dalam kesehatan jiwa, yaitu :
1. Orientasi Klasik
Seseorang dianggap sehat bila dia tidak mempunyai
kelakuan tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau
perasaan tak berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan “sakit” atau rasa “tak
sehat” serta mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari. Aktivitas klasik ini
banyak dianut di lingkungan kedokteran.
2. Orientasi Penyesuain Diri
Orientasi penyesuian diri orang dianggap sehat secara
psikologis bila mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang
lain serta lingkungan sekitarnya.
3. Orientasi
Pengembangan Potensi
Seseorang dikatakan mencapai tarap
kesehatan jiwa, bila ia mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan
potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang lain dan
dirinya sendiri.
Kepribadian sehat terbagi dari 3 aliran psikologi
yaitu :
Aliran Psikoanalisa
Aliran ini diprakarsai oleh Sigmund Freud. Dalam
aliran ini menyatakan bahwa kebanyakan dari apa yang manusia lakukan dan
pikirkan adalah hasil dari keinginan dan dorongan yang mencari permunculan
dalam dalam perilaku dan pikiran. Aliran Psikoanalisa berdasarkan pada pikiran
sebagai subjek psikologi.Aliran psikoanalisa melihat manusia dari sisi negatif,
alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini
mengabaikan Potensi yang dimiliki oleh manusia. Pandangan kaum psikoanalisa,
hanya memberi kepada kita sisi yang sakit atau kurang, ‘sisi yang pincang’ dari
kodrat manusia, karna hanya berpusat pada tingkah laku yang neuritis dan
psikotis. Sigmund freud dan orang-orang yang mengikuti ajarannya mempelajari
kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan kebribadian yang sehat; atau
kebribadian yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik.
Jadi, aliran ini memberi gambaran pesimis tentang kodrat manusia, dan manusia
dianggap sebagai korban dari tekanan-tekanan biologis dan konflik masa
kanak-kanak.
Aliran Behavioristik
Aliran ini diprakarsai oleh John B. Watson. Dalam
teori ini menyatakan bahwa subjek psikologi dibatasi pada studi mengenai
perilaku dan kegiatan – kegiatan manusia dan binatang yang dapat di observasi
dan menolak bahwa pikiran sebagai subjek psikologi. Teori-teori
behavioristik adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan
kondisi langsung belajar dalam menjelaskan perilaku. Semua bentuk tingkah laku
manusia merupakan hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses
penguatan. Behavioristik mengabaikan segala potensi yang berada
didalam diri individu, Behavioristik berpendapat bahwa manusia berasal dari
suatu sitem kompleks yang bertingkah laku menurut cara sesuai hukum yang ada.
Aliran Humanistik
Aliran ini diprakarsai oleh Abraham Maslow, Rogers,
dan Jung. Dalam aliran ini menyatakan bahwa ilmuwan perilaku harus belajar
memehami manusia sebagai individu, tetapi tetap sebagai makhluk umum dan
universal. Humanistik berdasarkan pada kemampuan yang terdapat dalam diri
setiap individu. Aliran ini memandang optimistik terhadap kodrat manusia yang
menganggap bahwa setiap manusia memiliki kemampuan untuk berbuat lebih baik dan
berkembang melampaui kekuatan – kekuatan negatif yang potensial menghambat.
Aliran Humanistik menganggap bahwa potensi dalam diri manusia merupakan sumber
utama untuk mewujudkan diri menjadi lebih baik lagi, menurut aliran Humanistik
mengatakan bahwa manusia berasal dari keinginannya untuk menjadi lebih baik
melalui kemampuan/potensi yang dimilikinya.
Penyesuaian
Diri dan Pertumbuhan Personal
Penyesuaian diri adalah konsep yang di
deskripsikan sebagai adaptasi dan mempertahankan eksistensinya atau bisa
survive dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, serta dapatr
mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial. Pertumbuhan adalah perubahan
secara fisiologin sebagai hasil proses pematangan fungsi–fungsi fisik yang
berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal.
Teori
Kepribadian Sehat
Ciri-ciri kepribadian yang matang
menurut Allport yaitu :
1. Ekstensi sense of self
- Kemampuan berpartisipasi dan menikmati
kegiatan dalam jangkauan yang luas.
- Kemampuan diri dan minat-minatnya
dengan orang lain beserta minat mereka.
- Kemampuan merencanakan masa depan
(harapan dan rencana)
2. Hubungan hangat/akrab dengan orang
lain
Kapasitas intimacy (hubungan
kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion(pengungkapan
hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)
3. Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi
berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan
seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4. Pandangan-pandangan realistis,
keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang orang lain, objek,
dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian
dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik,
mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
5. Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan diri untuk objektif dan
memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa
tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada
keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6. Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari semua
yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat agama.
Untuk memahami orang dewasa kita
membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki
kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu
apa yang ia lakukan.
Rogers menggambarkan 5
ciri kepribadian yang berfungsi sepenuhnya sebagai berikut :
·
Keterbukaan pada pengalaman : Individu yang menerima semua
pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru selanjutnya ia
akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positif maupun negati
·
Kehidupan eksistensial : Kualitas dari
kehidupan eksistensial dimana individu terbuka terhadap pengalamannya sehingga
ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah serta cenderung
menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.
·
Kepercayaan terhadap organisme orang
sendiri: Pengalaman akan menjadi hidup ketika individu membuka
diri terhadap pengalaman itu sendiri, dengan begitu ia akan bertingkah laku
menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia
dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.
·
Perasaan Bebas: Individu
yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan
atau rintangan antara pikiran dan tindakan. Individu yang bebas memiliki suatu
perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa
depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau
sehingga ia dapat melihat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa
mampu melakukan apa saja yang memang ingin dilakukannya.
·
Kreativitas: Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan
kepada organisme mereka sendiri akan mendorong individu untuk memiliki
kreativitas dengan ciri- ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah,
bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang
bermacam- macam di sekitarnya
Maslow
menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya
mengenai teori hirarki
kebutuhan.Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki
tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis)
sampai yang paling tinggi (aktualisasi
diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai
berikut :
1.
Kebutuhan Fisiologis
2.
Kebutuhan Rasa Aman
3. Kebutuhan Dicintai dan Disayangi
4. Kebutuhan Harga Diri
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
kepribadian
sehat menurut Eric from adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat
merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan dari luar dan
seseorang menerapkan kerakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat
kepribadian sehat juga adanya keinginan untuk mencintai dan di cintai dalam
bukunya Art Of Love erik Fromm mengutarakan :
Dalam Civilization
and Its Discontents (1930), seperti dikutip oleh Eric Fromm dalam Masyarakat
yang Sehat (Terjemahan Thomas Bambang Murtianto, 1995) ia menulis: “Manusia,
setelah menemukan lewat pengalamannya bahwa cinta seksual (genital) memberinya
kepuasan puncak, maka makna cinta seksual-genital menjadi prototipe bagi semua
bentuk kebahagiaan manusia. Karenanya manusia terdorong mencari kebahagiaan
yang ada kaitannya dengan hubungan seks, menempatkan erotisme genital sebagai
titik pusat kehidupannya…. Dengan melakukan itu manusia menjadi sangat
tergantung pada dunia luar, pada obyek cinta pilihannya, atau sungguh merasa
kehilangan bila ditinggal mati atau ditinggal kabur.”
Ciri-ciri
kepribadian yang sehat : Cinta yang produktif, pikiran yang produktif,
kebahagiaan, dan suara hati.
Karena cinta
yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang perhatian, tanggung jawab,
respek dan pengetahuan. Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan (dalam
pengertian memelihara mereka), sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan
mereka, dan membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka. Hal ini berarti
memikul tanggung jawab untuk orang-orang lain, dalam pengertian mau
mendengarkan kebutuhan-kebutuhan mereka juga orang-orang yang dicintai
dipandang dengan respek dan menerima individualitas mereka, mereka dicintai
menurut siapa dan apa adanya. Dan untuk menghormati mereka, kita harus memiliki
pengetahuan penuh terhadap mereka, kita harus memahami mereka siapa dan apa
secara objektif.
Stress
Sebelumnya Selye (1936 ) telah
menggambarkan bahwa strees adalah suatu sindrom biologic atau badaniah.Didalam
eksperimennya, seekor tikus percobaan mengalami kedinginan pembedahan atau
kerusakan sum-sum tulang belakang, akan memperlihatkan suatu sindroma yang
khas.Gejala-gejala itu tidak tergantung pada jenis zat atau ruda yang
menimbulkan kerusakan,sindroma ini lebih merupan perwujudan suatu keadaan yang
dinamakan stress denagn gejala-gejala sistembilogik mahluk hidup itu. Selye
menekankan bahwa stress terutama mewujudkan diri sebagai suatu reaksi badaniah
yan dapat diamati dan diukur.Stres merupakan suatu reaksi penyusuaian
diri,suatu sindroma penyusuaian umum terhadap rangsangan yang berbeda-beda.
Efek fisiologis dari stres pada tubuh
meliputi:
- Nyeri dada
- Insomnia atau tidur masalah
- Nyeri kepala Konstan
- Hipertensi
- Tukak
Coping Stress
Coping yaitu bagaimana seseorang
berupaya mengatasi masalah atau menangani emosi yang umumnya negatif yang
ditimbulkannya. Efek stres dapat bervariasi tergantung pada bagaimana individu
menghadapi situasi tersebut.
Jenis-jenis koping menurut lazarus :
Tindakan langsung
(direct Action): Koping jenis ini adalah setiap usaha tingkah laku yang
dijalankan ole individu untuk mengatasi kesakitan atau luka, ancaman atau
tantangan dengan cara mengubah hubungan hubunngan yang bermasalah dengan
lingkungan. Individu menjalankan koping jenis direct action atau tindakan
langsung bila dia melakukan perubahan posisi terhadap masalah yang dialami.
Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan
Pengertian penyesuaian
diri adalah proses yang diharapi oleh individu dalam mengenal lingkungan yang
baru. penyesuaian diri adalah proses dinamik dalam interaksi individu dengan
diri sendiri, orang lain dan lingkungan yang mencakup respon-respon mental dan
perilaku untuk menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi,
konflik dan mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan
tuntutan dari luar diri individu.
Pertumbuhan adalah perubahan secara
fisiologis sebagai hasil dariproses pematangan fungsi-fungsi fisik yang
berlangsung secara normal padaanak yang sehat pada waktu yang normal.
Pertumbuhan dapat juga diartikansebagai proses transmisi dari konstitusi fisik
(keadaan tubuh atau keadaanjasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif
secaraberkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan
kuantitatifyang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita
berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga
menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita
tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship. Dari
segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan
interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat
persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif
komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
SUMBER:
Sundari,
Siti.(2005). Kesehatan Mental Dalam Kehidupan.Rineka Cipta :
Jakarta
Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan : Model-model Kepribadian Sehat.
Alih bahasa : Yustinus. Yogya : Kanisius.
http://ordinarya.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar