A. DEFINISI
KOMUNIKASI
Komunikasi secara
sederhana dapat dimaknai sebagai proses penyampaian informasi atau pesan oleh
seorang komunikator kepada komunikan melalui sarana tertentu dengan tujuan dan
dampak tertentu pula.
Menurut William Albig komunikasi
adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak
mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk
perilaku manusia dan adat kebiasaan.
Menurut Karfried Knapp komunikasi merupakan
interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti
sistem simbol verbal (kata-kata) dan non verbal. Sistem ini dapat
disosialisasikan secara langsung / tatap muka atau melalui media lain (tulisan,
oral, dan visual).
B.
PROSES
KOMUNIKASI
Contoh model
komunikasi yang sederhana digambarkan dibawah ini :
Jika salah satu elemen
komunikasi tidak ada
maka komunikasi tidak akan berjalan. Ada komponen-komponen dalam komunikasi
antara lain :
Pengirim(Sender=Sumber) adalah seseorang yang mempunyai
kebutuhan atau informasi serta mempunyai kepentinga mengkomunikasikan kepada
orang lain.
Pengkodean
(Encoding) adalah
pengirim mengkodean informasi yang akan disampaikan ke dalam symbol atau
isyarat.
Pesan
(Massage), pesan dapat dalam segala bentuk biasanya dapat dirasakan
atau dimengerti satu atau lebih dari indra penerima.
Saluran (Chanel) adalah cara
mentrasmisikan pesan, misal kertas untuk surat, udara untuk kata-kata yang diucapkan.
Penerima
(Recaiver) adalah orang
yang menafsirkan pesan penerima, jika pesan tidak disampaikan kepada penerima
maka komunikasi tidak akan terjadi.
Penafsiran
kode (Decoding) adalah
proses dimana penerima menafsirkan pesan dan menterjemahkan menjadi informasi
yang berarti baginya. Jika semakin tepat penafsiran penerima terhadap pesan
yang dimaksudkan oleh penerima, Maka semakin efektif komunikasi yang terjadi.
Umpan balik (Feedback) adalah pembalikan dari proses
komunikasi dimana reaksi kominikasi pengirim dinyatakan.
C. HAMBATAN
KOMUNIKASI
Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat
mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi. Sehingga informasi dan gagasan yang
disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima
pesan atau receiver. Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada
hambatan-hambatan yang menyebabkankomunikasi tidak
efektif yaitu adalah (1992,p.10-11) :
1.
Status
effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki
setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus
tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut
tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2.
Semantic
Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan
komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada
komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar
memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan
dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau
penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah
komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah
penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai
menjadi keledai dan lain-lain.
3.
Perceptual
distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan
cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta
cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi
terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan
yang lainnya.
4.
Cultural
Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan
kebudayaan, agama dan lingkungan
sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang
berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap
suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak
boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan
berupa sup.
5. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap
proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau
kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6.
Poor choice of
communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan
dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya
sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul,
gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat
sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7.
No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada
receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang
terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang
manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam
penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon
dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
D.
DEFINISI KOMUNIKASI
INTERPERSONAL EFEKTIF
Banyak faktor yang mempengaruhi efektvitas komunikasi
interpersonal. Komunikasi interpersonal dapat dikatakan efektif apabila
pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan
ditindaklanjuti dengan sebuah pembuatan secara suka rela oleh penerima pesan,
dapat meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi, dan tidak ada hambatan untuk
hal itu Hardjana (2003) dalam Suranto (2011).
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa
komunikasi interpersonal dikatakan efektif apabila memenuhi tiga persyaratan
utama, yaitu pesan yang dapat diterima dan dipahami oleh komunikan sebagaimana
dimaksud oleh komunikator, ditindak-lanjuti dengan perbuatan secara sukarela,
dan meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi.
Pengertian
yang sama terhadap makna pesan
Salah satu indikator yang dapat digunakan sebagai
ukuran komunikasi dikatakan efektif, adalah apabila makna pesan yang dikirim
oleh komunikator sama dengan makna pesan yang diterima oleh komunikan.
Pada tataran empiris, seringkali terjadi mis
komunikasi yang disebabkan oleh karena komunikan memahami makna pesan tidak
sesuai dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Melaksanakan
pesan secara suka rela
Indikator komunikasi interpersonal yang efektif
berikutnya adalah bahwa komunikan menindak lanjuti pesan tersebut
dengan perbuatan dan dilakukan secara suka rela, tidak karena dipaksa. Hal ini
mengindikasikan bahwa dalam proses komunikasi interpersonal, komunikator dan
komunikan memiliki peluang untuk memperoleh keuntungan. Komunikasi
interpersonal yang baik dan berlangsung dalam kedudukan yang setara (tidak
superior-inferior) sangat diperlukan agar kedua belah pihak menceritakan dan
mengungkapkan isi pikirannya secara suka rela, jujur, tanpa merasa takut. Komunikasi
interpersonal yang efektif mampu mempengaruhi emosi pihak-pihak yang terlibat
dalam komunikasi itu kedalam suasana yang nyaman, harmonis, dan bukan sebagai
suasana yang tertekan. Dengan demikian seberapa baik seseorang melakukan
komunikasi dan interaksi antarpersona dengan orang lain, dapat dilihat dari
bagaian dia mampu mencapai tujuan komunikasi secara sehat dan adil, bagaimana
ia memberdayakan orang lain, dan bagaimana ia mampu menjaga perasaan dan harga
diri orang lain.
Meningkatkan
kualitas hubungan antarpribadi
Efektivitas dalam komunikasi interpersonal akan
mendorong terjadinya hubungan yang positif terhadap rekan, keluarga, dan
kolega. Hal ini disebabkan pihak-pihak yang saling berkomunikasi merasakan
memperoleh manfaat dari komunikasi itu, sehingga merasa perlu untuk memelihara
hubungan antarpribadi. Seringkali orang tidak menyadari pentingnya masalah
interaksi antarmanusia, karena sebagian orang beranggapan bahwa yang terpenting
adalah modal kekuasaan dan modal material. Kalau dua modal itu berada ditangan,
dikiranya segala urusan menjadi lancar dan berpihak kepadanya. Padahal
kecakapan dalam komunikasi interpersonal merupakan aset yang penting dalam
hubungan bermasyarakat. Banyak orang yang menjadi sukses karena mereka memiliki
hubungan yang sangat baik dengan orang lain. Mereka menanamkan identitas yang
positif kepada orang lain sehingga mereka memiliki image yang
baik dimata masyarakat. Dengan demikian, mereka memiliki kesempatan lebih untuk
mendapatkan kepercayaan dari orang lain dibandingkan dengan mereka yang tidak
memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik.
Menurut Suranto (2011) Komunikasi interpersonal
dianggap efektif, jika komunikan memahami pesan komunikator dengan benar,
dan memberikan respon sesuai denGan yang komunikator inginkan.
Komunikasi
interpersonal yang efektif berfungsi:
1.
Membentuk dan menjaga hubungan baik antar
individu
2.
Menyampaikan pengetahuan atau informasi
3.
Mengubah sikap dan perilaku
4.
Pemecahan masalah hubungan antar manusia
5.
Citra diri menjadi lebih baik
6.
Jalan menuju sukses.
Dalam semua aktivitas tersebut, esensi komunikasi
interpersonal yang berhasil adalah proses saling berbagi (sharing) informasi
yang menguntungkan kedua belah pihak.
Keefektifan komunikasi interpersonal dapat juga
dijelaskan dari perspektif The 5 Inevitable Laws of Effective
Communication (Lima Hukum Komunikasi Efektif) melalui ajimahendra.blogspot.comdalam
Suranto (2011:80). Lima hukum tersebut yaitu Respect, Empathy, Audible,
Clarity, dan Humbledisingkat REACH yang berarti meraih.
Hal ini relevan dengan prinsip komunikasi interpersonal, yakni sebagai upaya
bagaimana meraih perhatian, pengakuan, cinta kasih, simpati, maupun respon
positif dari orang lain.
E.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL EFEKTIF DALAM ORGANISASI
Komunikasi dalam organisasi atau perusahaan dapat menentukan efektif atau
tidaknya dalam suatu penyampaian pesan atau perintah antar anggota organisasi,
baik antara atasan dengan bawahan (downward communication), bawahan dengan
atasan (upward communication), maupun antar anggota yang jabatannya setaraf
(lateral communication). Secara sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian
atau transfer dan pemahaman suatu pengertian (meaning). Jadi dalam
berkomunikasi, kita harus efektif menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada
orang lain. Adapun berkomunikasi secara langsung dan sesuai dengan pesan yang
ingin disampaikan kepada orang lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan
perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung. Proses
berkomunikasi dimulai dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim,
kemudian ditransfer melalui suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh
penerima. Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu organisasi
mencakup dua bagian yaitu componential dan situational.
1. Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen
utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan
pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk
memberikan umpan balik dengan segera.
2. Situasional
Interaksi
tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik langsung dengan situasi
yang mendukung disekitarnya.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar